MINGGU 1

Bismillah...
Senang rasanya bisa melanjutkan kembali belajar di IIP. Alhamdulillah saya bisa ikut kelas Bunda Cekatan Batch 1. In syaa Allah mudah-mudahan dalam waktu 6 bulan saya bisa konsisten dan bersemangat melakukan serangkaian tugasnya. Aamiin.

Di kelas BunCek ini ternyata kami ditempa untuk melewati beberapa fase, yaitu fase Telur, Ulat, Kepompong dan Kupu-kupu. Awal saya mendengar ini terus terang bikin saya tersenyum simpul karena ingat sebuah lagu 'slengean' yang biasa dibikin becandaan ala anak-anak abege tahun 90'an. "Telur-telur, ulat-ulat, kepompong kupu-kupu, kasian deh loe..." hehe.

Tapi selain itu, sayapun teringat sebuah kisah hikmah, tentang seorang anak kecil yang melihat sebuah kepompong tengah bergerak-gerak. Anak itu berinisiatif ingin menolong sang kupu-kupu agar segera keluar dari kepompongnya. Maka, dia buka paksa kepompongnya agar si kupu-kupu segera terbebas. Tapi apa yang dilihatnya? Si kupu-kupu yang ditolongnya tak dapat terbang. Ia masih terlalu lemah bahkan untuk mengepakkan sayapnya. Ia belum saatnya keluar dari kepompongnya dan belum cukup kuat untuk bertahan hidup di luar. Akhirnya dengan tatapan sedih, anak itu melihat sang kupu-kupu menggelepar kemudian mati.

Ya, proses sangat dibutuhkan agar kita siap menjadi kupu-kupu yang indah dan siap terbang. Dan seringkali, proses itu harus kita lewati sendiri. Bertumpu pada kekuatan dan potensi diri. Seperti materi pertama di Buncek ini, kita diminta untuk lebih menyelami diri sendiri, mengenal apa yang kita suka dan bisa, sebagai kekuatan yang harus dioptimalkan.

Sebelum itu, kita harus terlebih dulu tahu apa saja hal-hal yang kita suka tapi tak bisa, hal-hal yg kita tak suka dan tak bisa. Bisa tapi tak suka dan hal-hal yang kita suka dan kita bisa. Dan setelah berkontemplasi, merenung beberapa saat, inilah hasilnya :




Sebenarnya saat di kelas Matrikulasi kitapun memetakan hal yang kurang lebih sama. Dan tebak, bagi saya Beres-beres rumah selalu menempati hal pertama di kuadran yang bisa tapi tak suka. Belum berubah ternyata...

Setelah itu kita diminta untuk memetakan 5 hal yang kita bisa dan kita suka untuk menjadi potensi kekuatan kita. Dan inilah hasilnya :




1. Menulis
Salah satu hikmah saya ikut IIP adalah saya menemukan kembali passion saya dalam menulis. Terlebih ketika orang-orang mengatakan tulisan saya bagus. Tiba-tiba saya mulai menyadari potensi kekuatan saya. Maka saya mulai ikut beberapa kelas kepenulisan dan berhasil menelurkan beberapa buku Antologi. Saya pun mulai rajin menulis, membuat cerpen, cerbung, meme dan mengisi blog. Bahkan pernah dua kali sharing kepenulisan di 2 whatsapp grup. Alhamdulillah.


2. Mengajar Anak-anak
Sejak masih kuliah dulu saya memang suka mengajar anak-anak. Selain TPA, ngajar privat, juga mengajar anak-anak mengaji di rumah ba'da Maghrib. Lebih tepatnya, saya senang mengajar, saya pernah isi mentoring anak-anak SMA setiap minggu, pernah isi kajian Islam di radio, dan mengisi Majlis Taklim di komplek-komplek.

Tapi beberapa tahun ini aktifitas saya menurun, saya lekas capek dan mengajar anak-anakpun sering terbengkalai. Tugas-tugas harian begitu menyibukkan dan menguras tenaga. Tapi meski begitu, setiap kali mengajar anak-anak mata saya berbinar. Saya bahagia.

3. Membersamai Suami
Kata orang-orang saya ini romantis, karena selalu memanggil suami dan anak-anak dengan kata "sayang".

Allah memang Maha Kuasa untuk memasangkan. Suami yang agak kaku dan pendiam dipasangkan dengan saya yang rame dan tak pelit mengungkapkan perasaan. Saya cukup sering membuat tulisan untuknya dan membuat beberapa video tentang kebersamaan kami. Saya percaya, rasa cinta ini harus selalu dipupuk. Bulan Oktober 2019 kemarin, Alhamdulillah 16 tahun kami bersama. Semoga tetap langgeng hingga ke Surga. Aamiin.


4. Memasak
Saya suka memasak, tapi tak suka beres-beres setelah masak, hehe. Jika ada acara di rumah, saya handle semua urusan dapur, dan suami yang membereskan rumah.

Sebagai seorang ibu rantau. Kita memang mau tidak mau harus bisa menghidangkan aneka masakan, mulai dari menu utama sampai camilan kesukaan keluarga. Dulu saya pernah beberapa kali kurus membuat kue dan menghiasnya. Sekarang, aneka bakso, roti, pempek dan kue-kue basah Alhamdulillah bisa saya buat. Bahkan beberapa tahun lalu saya sempat menerima PO untuk aneka macam Bakso, cireng dan singkong Thailand.

Tapi sejak suami kerja daily, dan tak bisa membantu pekerjaan rumah, semuanya saya tinggalkan. Saya hanya fokus membuat makanan untuk keluarga saja.

5. Shopping
Hampir semua ibu-ibu senang Shopping belanja-belanja manja sepertinya. Apalagi jika bendera merah SALE telah berkibar dimana-mana. Di Qatar ini, sepanjang tahun, SALE besar-besaran bisa 3-4 kali musiman. Dan banyak yang kalap.

Untuk saya sendiri, cukup berbahagia jika diantar suami belanja mingguan setiap weekend untuk bahan-bahan makanan, diakhiri dengan makan bersama keluarga di luar. Sudah menjadi aturan tak tertulis di keluarga kami bahwa "Meskipun tidak SALE kalau butuh, beli. Sebaliknya, meskipun SALE, kalau tidak butuh jangan beli". Dengan prinsip itu, kami berusaha belajar memilah-milah mana kebutuhan, mana keinginan.


Tapi sejujurnya, saya masih lemah dalam hal membeli gamis-gamis on line. Masih lemah untuk tidak tergoda. Meskipun di lemari masih menumpuk, tapi saya masih sering tergoda. Ini menjadi PR berat untuk saya. Terus terang, saya jarang tergoda tas-tas mahal, sepatu, kacamata, jam tangan mahal yang dipakai teman-teman. Tapi kalau melihat gami-gamis cantik berseliweran di Fb, pertahanan saya masih sering jebol. Ada yang samaankah? Hehe...

Berharap suka Shopping ini suatu kali bisa juga ada manfaatnya. Siapa tahu suatu saat nanti saya buka butik atau berjualan on line. Untuk sekarang, cukup menjadi booster untuk memunculkan hormon kebahagiaan. Bukankah Ibu yang bahagia akan memberikan aura positip untuk seluruh anggota keluarga? Hehe. Tapi tentu saja, saya pun tetap berhitung dan mempunyai rem yang cukup baik ketika berbelanja. Syarat dan ketentuan tetap berlaku. Jangan sampai mengganggu visi misi keluarga.

Itulah telur-telur saya. Semoga kedepan bisa berproses, dan suatu hari nanti orang-orang yang saya cinta bisa melihat saya seperti kupu-kupu yang cantik, terbang ke sana-kemari memberikan manfaat untuk sekitar. Aamiin.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan Populer