MELATIH KEMANDIRIAN
Hari ke 6

Alhamdulillah hampir selesai melatih skill Membuang Sampah Pada tempatnya. Hari ke-8 harus berganti mengasah skill yang lainnya. Di hari ke-6 ini saya mengevaluasi kegiatan selama 5 hari ini.

Kalau saya perhatikan, tingkat konsistensi saya harus selalu diperhatikan. Jangan sampai naik turun karena berpengaruh pada anak-anak juga. Motivasi juga harus ditingkatkan agar mereka selalu bersemangat. Yang lemah dari kegiatan ini, anak-anak belum diajarkan memilah jenis-jenis sampah, karena biasanya sampah-sampah basah atau sisa-sisa makanan langsung saya bersihkan ketika mencuci piring. Di Qatar ini memang tidak serapi di Jepang yang mengjaruskan sampah rumah tangga dipilah-pilah dan dibuang sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah. Di sini hampir sama dengan di Indonesia, belum punya regulasi yang komplit tentang sampah ini. Hanya dibeberapa fasilitas umum saja ada tempat sampah berdasarkan kategorinya.

Untuk lebih memotivasi anak-anak, saya mengajak mereka melihat Tempat Pembuangan Sampah lewat youTube. Dan melihat bagaimana sampah-sampah itu diolah. Teman-teman bisa melihatnya di sini dan di sini .

Anak-anak takjub, melihat sampah bergunung-gunung.
"Umi, itu bau kan?" Tanya mas Alham.
"Iya nak ... tapi tau gak nak, di sana itu banyak orang lho... mereka tinggal di dekat situ ...".
"Bobo di situ?" Tanya Hisyam sambil membulatkan matanya.
"Iya Cam, mereka punya rumah kecil di situ ...kasian ya. Mereka makan, tidur dan kerja di situ".
"Emang mereka kerja apa?" Tanya Alham heran.
"Mereka mencari sampah, cari kardus, besi, plastik ...".
"Buat apa?" Tanya Hisyam.
"Buat dijual lagi, terus nanti sama yang beli, dijual lagi ke pabrik untuk di recycle. Sama pabrik nanti besi dipanasin...buat dibikin sepeda, kardus-kardus bisa dibikin kertas lagi, plasti-plastik bisa dibikin gelas, atau baskom tempat umi bikin-bikin itu".
"Oh gitu ya ..." kata Hisyam.
"Buat kursi plastik ini juga?". Tanya Alham.
"Iya ... dari sampah itu jadi bikin dapet uang lho ...".
"Alham Hisyam, sampah itu bisa banyak manfaatnya. Bisa dijadiin pupuk, biar tanaman jadi subur, sehat. Bosa biat energi juga lho...bikin listrik buat lampu".
"Wow ... lampu buat di rumah?"
"Iya, ayo kita nonton yang lainnya lagi". Kata saya antusias memperlihatkan video lagi. Anak-anak zaman now memang cenderung visual. Belajar dengan melihat atau menonton lebih efektif untuk mereka.

Ah, tiba-tiba saja saya ingat rumah hijau. Rumah kami yang ada di kampung halaman. Rumah dengan kanan kiri sawah. Mempunyai taman di depan dan kolam di bagian belakangnya. Senangnya tinggal di sana, jika ada sisa makanan, kami tinggal membuangnua ke kolam, bisa untuk makan ikan-ikan. Bisa juga memberikannya ke ayam-ayam peliharaan di kandang di samping sawah. Daun atau sampah sayuran kami buang ke pinhgir sawah sebagai pupum alami. Semua bermanfaat tak ada yang kebuang sia-sia. Sampah plastik dan lain-lain, dibakar setiap sore di pematang sawah. Sambil melihat anak-anak yang bermain layangan. Ah indahnya ... tiba-tiba hati ini rindu pulang ...




#HariKe6
#Tantangan10Hari
#GamesLevel2
#MelatihKemandirian
#KelasBundaSayangIIP
#BundaSayang4Internasional

Komentar

Postingan Populer