Jurnal Puasa Minggu ke-4



4 hari di minggu ke-4 puasa untuk tidak marah-marah masih ada sedikit mengecewakannya. Itu karena saya masih kecolongan tak mengontrol emosi. Anak ke-2 tiba-tiba menemui saya di dapur. Katanya H melemparkan mainan ke muka. Belum juga saya menanggapi, tiba-tiba H berteriak kencang sekali kalau yang duluan itu kakaknya.

Duh, saat sedang konsentrasi masak, dan saya memang paling tidak suka mendengar jeritan anak-anak, tanki kesabaran saya ternyata kritis. Saya yang mungkin agak cape, akhirnya ikut meledak.

Tapi Alhamdulillah sejauh sudah jarang terjadi lepas kontrol dan cukup bisa menahan emosi. Malu kalau bolong terus puasanya. Dan kuat keinginan untuk menjadi umi yang penyayang bukan pemarah.

Saya sempat menanyakan pada mereka, apa pendapat mereka tentang uminya.
Anak : "Baik kok"
Umi : "sering marah gak?"
Anak : "Iya kadang-kadang"
Umi : "Biasanya umi marah kalau apa?"
"Kalau dibilangin gak denger" kata Al.
"Kalau berantem terus, iya kan Mi?" Tanya H.
Umi : "Nah itu udah pada tau ya, Nak...umi itu sayaaaang banget sama anak-anaknya. Umi pengen kita semua masuk Surga. Nah biar masuk Surga itu syaratnya ada 2, beriman pada Allah, percaya Allah itu ada, dan beramal shaleh. Seperti shalat, ngaji, nurut sama abi umi. Nah tugas umi abi jagain anak-anaknya biar jd anak shaleh...biar kita bersama-sama lagi. Mau gak kita ketemuan lagi di Surga?"

Anak : "mau..." jawab mereka serempak.
Setelah itu kami ngobrol lagi tentang Surga dan Neraka.


#JurnalPuasa
#MingguKe-4
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan Populer