Saatnya Akan Tiba

Hidup dan tinggal di desa, memang menentramkan. Rasa kekeluargaannya sangat kental. Semua keluarga, semua saudara. Kabar baik dan buruk cepat menyebar laksana api merambat di kayu bakar. Begitu juga dengan kabar sedih ...

Masjid menjadi sentra informasi. Jika ada pengumuman pagi-pagi biasanya tentang kebersihan, atau pengajian. Lepas duhur, pengajian ibu-ibu atau undangan makan. Tapi jika ada pengumuman selain waktu-waktu itu, dan selain waktu shalat, biasanya karena ada warga kampung yang meninggal. Seperti malam tadi ...

Yang meninggal masih saudara, suami dari kakak sepupu mamah. Sudah usia senja, hampir sekitar 100 tahun. Kesehatan beliau yang memang sudah melemah, semakin menurun. Bahkan beberapa hari ini sudah minta diselimuti dengan kain kafan, seolah tau waktunya tak akan lama lagi.

Cukuplah kematian menjadi pelajaran bahwa dunia hanyalah sementara. Fokus pada tugas utama, mencari bekal ke Surga.

Kekayaan yang melimpah ruah dan segala kesenangan hidup, atau kesempitan dan kesulitan yang tiap hari silih berganti, hanyalah ujian yang sama-sama melenakan. Melalaikan kita dari tujuan penciptaan. Berita kematian, terkadang mampu menyadarkan.

Mungkin sekarang mereka, tapi akan ada waktunya nama kita yang disebut. Siapkah?

Wahai diri ...
Suatu saat nanti, akan tiba giliran kita. Kitalah yang dimandikan dan dikafani. Kitalah yang diusung dikeranda dan dimasukkan ke dalam kuburan. Kitalah itu yang perlahan-lahan akan ditimbun tanah.

Saat itu terjadi, tak ada gunanya lagi gamis-gamis yang berjejer beraneka warna dan model. Tak kan kau bawa tas-tas mahal itu. Semua akan jadi rebutan dan karena kesibukan, belum tentu selalu ingat untuk mendo'akan.

Sadarlah diri ...
Semua tak ada yang abadi. Jangan salurkan energi pada hal yang sia-sia. Kita masuk Surga bukan semata karena pahala kita, tapi karena Allah Ridho.  Mohon selalu semoga Allah limpahkan Rahmat dan Ridho-Nya pada kita.

Ingatlah diri ...
Kita masih diberi waktu, mungkin karena Allah masih memberi kesempatan untuk lebih memperbaiki diri. Untuk lebih mempertebal iman dan beramal shaleh. Menjadi anak, istri dan ibu yang baik. Dan berkontribusi untuk memberi manfaat bagi orang lain.

Bersabarlah untuk semua bentuk ujian.
Tabah atas penyakit dan kesulitan hidup.
Tetap tegar menyuarakan kebenaran.
Dan jangan terlena karena berbagai kemudahan.
Karena umur semakin bertambah dan jatah usia semakin berkurang.
Kematian pasti akan datang. Meski entah dimana dan kapan.

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". ( surat Luqman : 34 )



-----
Tasik, penghujung mudik

Komentar

Postingan Populer