PRANK YANG TAK LUCU

Sandiwara Pria di Sampang yang Pura-pura Mati Karena Terlilit Utang.
Sebuah video berdurasi 4 menit 49 detik viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seorang pria yang sudah meninggal tiba-tiba hidup kembali. (DetikNews, Selasa 30 Juli 2019).

Tertegun saya membaca tulisan headline di sebuah media on line itu. Langsung saya mencari video yang dimaksud, kemudian membaca komen-komennya. Diantara ratusan komen, ada satu orang yang berkomentar seperti ini " Semua orang udah kena prank orang ini", katanya yang diakhiri dengan ikon tertawa.

Saya menghela nafas yang tiba-tiba terasa sesak, fenomena macam apa lagi ini. Entah apa maksud sebenarnya dari si bapak yang berpura-pura itu. Ada yang mengatakan, dia ingin dikenal sebagai orang sakti karena bisa hidup lagi setelah mati, tapi ada juga yang mengatakan, itu karena dia tak punya ongkos untuk pulang kampung dan terlilit hutang. Tak tahu juga apakah si bapak mengerti tentang prank atau tidak, tapi yang jelas, perbuatannya membohongi pihak pesantren sungguh keterlaluan.

Prank !
Budaya latah kawula muda saat ini, selain challange-challenge yang kerap aneh-aneh itu. Atas nama Prank, seseorang yang diprank tidak boleh marah karena itu hanya bercanda seru-seruan.

Meski niatnya hanya untuk hiburan, tapi tak jarang Prank berujung kematian.

Tahun 2011 dua orang remaja di Ohio menutupi papan nertuliskan Stop di jalan, yang mengakibatkan terjadi kecelakaan. Mereka akhirnya harus menebus perbuatan isengnya di penjara.

Pada tahun 2010 ada seseorang yang nge-prank temannya yang sedang tertidur lelap dengan senapan angin. Dia tidak tahu bahwa itu ternyata senapan asli, akibatnya temannya meninggal seketika.

Di Amerika pada tahun 2013, ada seorang anak yang ingin nge-prank orang tuanya dengan menggantung dirinya sendiri. Ternyata terdapat kesalahan, akhirnya ia meninggal dunia. ( Tribuntravel.com, 17 Juni 2019).

Kenapa sih prank ini seamakin populer ? Kalau kita cermati, ada beberapa hal penyebabnya :

1. Ikut-ikutan
2. Ingin populer
3. Butuh perhatian
4. Banyak waktu luang
5. Tak punya sosok idola

Lalu bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi fenomena Prank ini?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

“Tidak halal bagi seorang Muslim menakut-nakuti Muslim yang lain.” [HR Abu Dawud, shahih]

Atau di hadist yang lain :

“Celakalah orang yang berbicara, padahal ia berbohong untuk sekedar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Seorang muslim haruslah terikat dengan hukum-hukum syara. Artinya, sebelum dia berbuat sesuatu, pastikan dia telah mengetahui hukum sesuatu itu di dalam ajaran Islam. Apakah wajib, sunnah atau haram. Pemikirannya senantiasa berlandaskan Islam,  dan itu sejalan dengan prilakunya. Jadilah ia bersyakhsiyah Islam atau berkepribadian Islam. Sikapnya teguh, tak akan mudah goyah dan ikut-ikutan latah. Ia akan menjauhkan dirinya dari perbuatan sia-sia, apalagi yang merugikan orang lain. Itulah sosok pemuda-pemudi Islam yang kita rindukan.

Jadi apa yang harus kita lakukan ?
Didik anak-anak untuk lebih mengenal Rabb-Nya. Ikutkan mereka pada kajian-kajian Islam. Bantu anak menemukan visi misi hidupnya di dunia ini. Penuhi kegiatan anak dengan hal-hal yang positif dan kenalkan anak pada sosok para sahabat yang mulia. Jadilah teladan bagi mereka agar kelak mereka mengidolakan kita.

Mudahkan kami Ya Allah ...



Komentar

Postingan Populer