Day4
Ikhlas Bantu Umi
Pengajian di rumah alhamdulillah sudah selesai. Senang rasanya rumah bisa bersih dan rapi. Saat pulang sekolah anak-anak buru-buru masuk ke kamar mandi karena mau pipis. Tas dan sepatu ditaru sembarangan. Saat selesai, saya minta mereka untuk merapikan sepatu dan tasnya. Saya katanyan, lunch box diletakkan di wastafel. Al dan H nurut. Tapi kemudian terdengar suara gemericik air. H sedang mencuci lunch box punya H sendiri dan punya Al, Maa syaa Allah.
Saat H saya tanya kenapa dicuci padahal tak disuruh. Jawabnya "H suka bantu umi". Maa syaa Allah ...
Saat saya tanya, apakah H senang kalau umi kasih hadiah uang, dia jawab "Ya, seneng banget".
Saya bilang ke Al dan H "kalau melakukan kebaikan padahal gak disuruh, umi kasih hadiah yang banyak. Lebih banyak dari kalau umi suruh. Nah karena H bantu umi cuci lunch box padahal gak disuruh, jadi H umi kasih 10 real".
"Yeeeey ... makasih umi" kata H senang.
Nak, umi sebenarnya kurang suka jika semua kebaikan diukur dengan uang. Sebelum kalian tahu nilai uang, umi ingin pastikan dulu kalian punya hati yang ikhlas, melakukan kebaikan tanpa pamrih dan yakin bahwa rezeki Allah yang mengatur. Rezeki itu pasti, tapi kemuliaan harus dicari.
Tapi kalian memang harus belajar juga tentang konsep uang. Bahwa uang didapat harus dengan usaha dan kesungguhan. Bahwa tidak semua keinginan harus dibeli. Dan bahwa dalam setiap rezeki kita, ada sebagian rezeki orang yang dititipkan melalui kita. Sharing is caring.
“Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan di atas adalah pemberi, tangan di bawah adalah peminta.” (HR. Bukhari Muslim)
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#CerdasFinancial
#RezekiItuPastiKemulianHarusDicari
Komentar
Posting Komentar