Ku Tunggu Kalian di Tempat Terindah

"Ah, lelap sekali tidurku kali ini. Tunggu, wangi apa ini, sepertinya enak sekali, kebetulan perutku laper, bunda mana ya". Dia membuka matanya perlahan, meski biasanya terbuka atau tidak, hampir tak ada bedanya karena dia hanya bisa menangkap bayang samar. Tapi tunggu, dimana ini, kenapa dia bisa melihat semuanya. Maa syaa Allah lihatlah kamar ini indah sekali, warna pink dengan gorden putih bermotif. Dan tempat tidur ini, empuk sekali. Dimana ini, kenapa tak ada bunda, abi dan dede Ira. Kemana semuanya ?

Khonsa, begitu biasanya ia dipanggil, turun dari tempat tempat tidur. Terkagum-kagum mengelilingi kamar, lalu tertegun menatap jendela yang terbuka. Maa syaa Allah, itukah matahari ? Itu kah bunga-bunga? Dan apakah itu yang terbang di sekitarnya ? Ah, dia ingat, dulu bunda pernah bercerita tentang kupu-kupu yang selalu terbang mengelilingi bunga.

Perutnya kembali berbunyi. Dilangkahkan kakinya keluar pintu kamar mendekati aroma makanan yang sudah tercium sejak tadi. Ia ternganga, bermacam-macam makanan terhidang di atas meja. Kue-kue kecil dengan hiasan warna warni ada dinampan kuning yang kemilau. Permen, es krim dan coklat putih kesukaan bunda. "Bolehkah kumakan ? Sepertinya bunda sudah menyiapkan semua ini untukku.  Baiklah, saat perutku sudah kenyang, akan kucari bunda lagi",  pikirnya.

"Bunda, bunda aku sudah kenyang, kenapa tak juga datang. Ah, siapa itu di luar sana, ramai sekali, mungkin bunda". Setengah berlari ia menuju pintu dan membukanya. "Marhaban khonsa, kami teman-temanmu, ayo kita bermain". Anak-anak perempuan kecil berparas cantik berebutan menarik tangannya. Mereka membawa dia ke tempat bermain yang sangat indah. Ada ayunan, perosotan dan tali temali untuk memanjat. Tempat bermain yang dikelilingi rumput hijau, bertaburan bunga yang harum berwarna warni.

Seru sekali mereka bermain, tertawa kemudian jatuh berguling-guling di rumput hijau yang tebal. Sebentar, sepertinya ia melupakan sesuatu. Bunda.

Tergugu, masih ingin bermain, tapi ia harus mencari bunda dulu, abi dan dede Ira. Ia berusaha berteriak, biasanya hanya suara parau yang keluar dari mulutnya. "Bundaaaa ... Abiiii ... dede Ira". Teriaknya lantang, suaranya telah kembali.

Seorang teman menghampiri, menepuk bahunya pelan. "Khonsa, suatu saat nanti mereka akan kembali bersama kita, bersabarlah, waktunya akan tiba. Jangan khawatir, kami akan selalu menemanimu, kau tak akan kesepian".

Ditatapnya sekitar, segala hal yang menyenangkan ada di sini. Baiklah, ia akan menunggu. "Bunda, abi, dede Ira, akan kutunggu kalian di sini, di tempat terindah".



_____

dedicated to Bunda Khonsa
Bighug

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer