Ke Indonesia Aku Kan Kembali

Di sana rumahku dalam kabut biru
Hatiku sedih di hari minggu
Di sana kasihku berdiri menunggu
Di batas waktu yang telah tertentu
(Koes ploes)

Saat disodorkan tema menulis bulan ini, tiba-tiba saya teringat lagu lawas itu. Ya, aku pasti kembali. Sejauh apapun kaki ini melangkah, tanah tempatku dibesarkan tak kan pernah terlupakan. Tuh kan jadi ingin bernyanyi lagi. Yuk kita nyanyi bersama di sini.


Tak terasa, sudah hampir sebelas tahun kami tinggal di perantauan. Ribuan kilometer jauhnya dari kampung halaman. Saya mengikuti suami yang pindah kerja ke Qatar demi segenggam emas dan sebongkah berlian, hehe.

Rasa rindu pasti ada, dan Alhamdulillah kami sekeluarga mendapatkan uang tiket dari perusahaan tempat suami bekerja sehingga bisa pulang satu tahun sekali. Sebagai perantau sejati, waktu mudik adalah waktu yang selalu ditunggu-tunggu. Lalu apa saja sih hal yang dirindukan dari Indonesia ?

1. Orang Tua dan Keluarga
Home Is where Your Mom Is. Sesungguhnya mudik kita hanya untuk kembali ke pelukan mereka. Suasana rumah yang hangat, cinta yang tanpa pamrih, merasakan kembali masakan mamah dan Ibu mertua.




2. Rumah Hijau
Begitu biasanya kami menyebutnya, adalah rumah kami di kampung, sekitar 300 meter dari rumah orang tua saya. Rumah masa depan dengan alam pedesaan. Kanan kirinya masih sawah. Di depan rumah terdapat taman dan di belakangnya ada kolam ikan. Rumah ini dibangun cukup luas untuk menampung keluarga besar kami. Saya anak pertama dari empat bersaudara, dan suami anak ketiga dari lima bersaudara. Jadi saat moment lebaran, biasanya di rumah hijaulah kami berkumpul bersama.




3. Kulinernya
Meski sudah lama mengembara, lidah kita masih selera Nusantara. Saat-saat mudik menjadi moment untuk memanjakan lidah dengan beragam kulineran. Mie ayam, pempek, cakwe, nasi timbel, pecel lele dan makanan aduhai lainnya. Lupakan diet, jangan heran kalau setelah mudik jarum timbangan jadi lebih bergeser ke kanan.




4. Suasananya
Nah ini yang tak bisa dibeli. Makanan Indonesia mungkin kita bisa buat atau beli, tapi suasana khas-nya tak kan bisa terganti. Seperti keramahan warga pedesaan yang menganggap semua orang adalah saudara. Atau logat bahasa mereka ketika berbicara. Atau senyum dan canda mereka yang sederhana, yang membuat hati kita lapang dan penuh syukur.

Ketika berkeliling kota untuk menikmati kulineran, bahkan hiruk pikuk kendaraan, dan riuh rendahnya suara pedagang menjadi keunikan tersendiri. Ya, hanya ada di Indonesia. 

Ah, jadi ingin cepat-cepat mudik. Betul kata Dilan, rindu itu memang berat. Dan mahal pastinya.

"Only hate the road when you're missing home ... ". (Passenger)

#FebNulisBareng
#RBAsia






Komentar

Postingan Populer