Asyiknya Menabung
Pulang sekolah, setelah ganti baju dan makan, seperti biasa H asyik menggambar. Terlihat asyik sekali. Setelah itu dia menggunting gambarnya.
"Umi liat ... H punya banyak uang. Ini 3 thousand".
"Wow bagus banget H, buat apa uangnya?"
"Buat disimpen di dompetlah ... katanya sambil mengacungkan dompetnya.



Alhamdulillah kami memang mengajarkan senang menabung kepada semua anak-anak kami. Bila mereka melakukan kebaikan, lebih dari biasanya, kami kasih hadiah. Tidak semua kegiatan, tapi hanya sesekali saja saat anak agak sedikit malas atau malah melakukan hal spesial kami akan kasih. Kadang mereka duluan yang meminta hadiah, kadang kami yang menjanjikan hadiahnya.

Si sulung yang sekarang kelas 9 dan tinggal di asrama kemarin cerita, sudah mempunyai tabungan 1,6 juta. Uang 2 minggu sekali yang kami kirim bisa dihemat sebaik mungkin. Padahal kami tak perbah menyuruhnya menabung. Begitupun dengan Al dan H, mereka mempunyai dompet masing-masing untuk menyimpan tabungannya. Dompet hadiah dari pesawat, yang mereka tulisi dengan nama masing-masing.

Abinya selalu bilang kepada anak-anak bahwa apapun yang ingin diraih harus ada usaha terlebih dahulu. Karena Allah menilai usaha kita, bukan hasilnya. Setiap usaha yang dilakukan, jika kita bersungguh-sungguh in syaa Allah akan bernilai pahala. Dan saat kita mencapainya, rasanya akan lebih nikmat, dan lebih mensyukurinya.

Abinya pun selalu menekankan untuk selalu hidup sederhana, berapapun banyaknya uang kita. Karena hidup sederhana perlu dilatih, sedangkan hidup enak-enakan semua orangpun bisa. Dulu si sulung sering protes dengan prinsip kami ini. "Kenapa temen-temen mas gampang sekali dapat ini itu, dibeliin ini itu. Kenapa mas susah, kenapa harus hafalan dulu, harus baik dulu, harus ini harus itu kenapa?". Dan kamipun terus memberi pengertian. Alhamdulillah seiring waktu mereka lambat laun memgerti.

Saya jadi teringat salah satu quotes di IIP "Rejeki itu pasti, kemuliaan yang harus dicari". Setuju banget. Saya lihat H sedang merapikan uang kertas dan recehannya di dompet. Tiba-tiba saja saya teringat permainan zaman dulu. Tring !
" H sini deh umi punya permainan baru, seru banget". Saya menghampiri H yang sedang duduk di lantai dan meminjam pensilnya.
"Liat, umi bikin uang nih!". Saya taruh uang koin itu di bawah kertas kemudian menjiplaknya.
"Mana-mana ... waaah iya bener!". Matanya berbinar senang.


"Ayo H coba bikin, pasti bisa".
H antusias mencoba, pertama gagal, gambar tak keluar karena H terlalu kencang menggariskan pensilnya. Setelah saya bantu dan beberapa kali mencoba, H akhirnya berhasil. Dia kemudian mengguntingnya. Ditunjukannya gambar itu ke abinya dan ke mas Al, kemudian ditaruhnya di dalam dompet bersama uang yang aslinya.

Ah H, semakin terlihat kalau gaya belajarnya dominan kinestatis. Dia menyukai permainan yang menyibukan dan ribet menurut yang lain. Semoga ketekunanmu memudahkanmu menggapai semua cita-citamu. Aamiin.

#HariKe8
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP


Komentar

Postingan Populer