Family Project : Allahu Rabbuna
Mas Al, anak saya yang kedua sudah berusia 7 tahun, sudah year 2. Sudah mulai dilatih untuk shalat 5 kali sehari setiap hari. Subuh, sebelum Abi nya kerja, Al dibangunkan untuk shalat. Kadang berhasil bangun dan shalat dengan baik, kadang malah jadi rewel dan mogok shalat. Dzuhur, Ashar dan Magrib shalat di rumah. Isya baru ke mesjid bersama Abinya yang sudah pulang kerja. Weekend saat semua libur, Alhamdulillah selalu shalat berjamaah ke mesjid bersama Abinya.
Untuk memberikan semangat, Abinya memberi 1 real pada Al setiap kali shalat ke mesjid. Sebenarnya saya kurang setuju dengan metode ini, tapi kata suami metode ini terbukti berhasil saat melatih si sulung dulu. Nilai lebihnya, si sulung malah jadi senang menabung dan pandai mengumpulkan uang hingga sekarang.
Hari ini seperti biasa sepulang sekolah saya mengingatkan Al dan H untuk shalat dzuhur terlebih dahulu sebelum makan siang. Seperti biasa Al menjawab malas-malasan,nanti katanya. Saya dekati dia, saya pegang bahunya dan saya menatap matanya. Ilmu komunikasi efektif saya terapkan agar jangan sampai berlarut-larut dan membuat ibunya tantrum, sedang puasa hari ini.
"Nak, umi tau Al capek ... umi sayang banget sama Al, mau umi ambilkan minum atau Al mau ambil minum sendiri?" Tanya saya lembut.
" Diambilin sama umi". Jawabnya.
"Oke, setelah minum langsung wudlu ya ...".
Saya memperhatikan mereka berwudlu sambil menyanyikan nasyid wudlu. Terlihat mereka mengikuti instruksi dalam lagunya. Tak lupasaya memberikan pujian saat mereka menyelesaikan wudlu dan shalatnya.
"Nak sini tiduran sama umi sambil cerita-cerita". Ajak saya pada mereka.
"Asyik ... Al cerita duluan ".
" Enggak, H mau cerita duluan ...". Adiknya takmau kalah.
"Sudah-sudah, semuanya kan boleh cerita, gak apa-apa mau duluan atau gak, umi akan dengerin cerita semuanya".
"Ya udah deh, H duluan".
" Maa syaa Allah baiknya sih nak ...". Kata saya sambil menciumnya.
"Euh, H enggak ...". Si kecil merengut.
" Iya H juga baik ... ayo cerita sekarang".
Merekapun bercerita tentang hal-hal seru di sekolahnya. Siapa teman karibnya dan bagaimana sifat gurunya. Setelah mereka selesai bercerita, saya bertanya kepada mereka.
"Nah sekarang giliran umi cerita ya, dengerin, kenapa kita harus shalat?"
"Biar masuk Surga". Kata Al.
"Biar dapet pahala". Kata H.
"Pinter-pinter nya anak umi.
"Al sama H kalau di sekolah suka inget sama umi gak?".
Mereka mengangguk.
" Kenapa inget terus?".
" Karena sayanglah ...". Jawab mereka barengan.
"Umi juga sayaaang banget sama kalian, tapi tau gak Allah itu leeebih sayang lagi sama Al, dan H. Allah lebih saayang lagi sama kita. Allah tumbuhkan buah-buahan yang bisa kita makan. Allah beri udara untuk kita bernafas ... dan masih banyak lagi".
"Allah kasih makanan, water, sun". Kata Al.
"Kasih Umi Abi juga ...emmh saayang umi". Si bungsu menimpali.
"Iya sayang, makanya kita harus shalat, karena shalat itu untuk mengingat Allah. Kata Allah Wa aqimish shalaata li dzikri, dan dirikanlah shalat untuk mengingatku". (Thaha : 14)
"oh iya umi punya lagu lagi buat kalian, ayo kita nyanyi bareng".
Kenapa sih kita harus shalat ?
Shalat itu untuk mengingat Allah
Mengapa sih harus ingat Allah?
Karena Allah sayang kita
Allah tumbuhkan buah
yang bisa kita makan
Allah beri udara
Untuk kita bernafas
(By Rumah Qurani)
Bagaimana serunya kami bernyanyi, teman-teman bisa mendengarkannya di sini.
Catatan Hari Ini :
⭐Al masih harus selalu dimotivasi dan diingatkan terus tentang kewajiban shalat. Tapi karena umur Al masih 7 tahun, kita masih mentolerir jika kadang shalatnya yang bolong, biasanya shalat subuh.
Al belum terlalu hafal bacaan shalatnya. Ini PR untuk saya agar telaten mengajarkannya.
⭐H 5 tahun, masih bolong-bolong shalatnya. Meski shalat bersama, H belum terlalu fokus dan masih sering bercanda. Masih harus penuh kesabaran untuk memberi pengertian padanya.
⭐Dari materi tentang kecerdasan spiritual, anak-anak sesusia mereka harus lebih ditekankan bahwa Allah itu Maha Penyayang agar tumbuh juga cinta anak-anak pada Penciptanya.
Komentar
Posting Komentar