Apakah salah jika hatiku senang ketika suami dan anak-anak telah berangkat?
Apakah salah jika aku menikmati kesendirian sesaat ini?
Apakah aku bukan ibu yang baik ketika merasa menemukan kembali kebebasan ku yang dulu?
Telingaku tenang saat tak mendengar keributan.
Hatiku tenang saat tak ada runtutan permintaan.
Aku bahkan bisa mencuci piring dan membersihkan rumah dengan mendengarkan musik kesukaan.
Atau menyetrika sambil menonton film yang ku klik sembarang.
Atau meringkuk nyaman di kasur sambil membaca buku dari penulis favoritku.
Aku senang, aku bahagia, aku menikmati me time ku, apa itu salah?
Semua ada masanya.
"Umi ini ngobrol aja sama ibu-ibu bukannya liatin anaknya main". Begitu nada cemburu suamiku beberapa tahun lalu saat kami ke club (tempat olahraga) bersama.
Tapi itu dulu, sekarang?
"Sana umi berenang di dalem, biar anak-anak berenang di sini sama abi".
"Bi, satu jam saja tolong gendong dulu baby nya, umi gak kuat sakit, udah dikerok, udah makan obat, pengen tidur dulu ...".
"Orang anaknya pengen sama umi kok".
Itu dulu, sekarang?
"Nak, jangan ganggu umi, kasian lagi sakit, yuk sama abi sini biar uminya istirahat dulu.
"Umi ini, suaminya...anak-anaknya masih pada seger uminya udah ngantukan aja, belum jam 9 malem ini".
Itu dulu, sekarang?
"Bi, umi gak kuat udah ngantuk banget ... boleh gak umi tidur duluan?".
"Boleh dong...sana tidur, biar anak-anak sama abi".
Semua ada masanya. Dan saya menikmatinya. Alhamdulillah, alladzii bini'matihii tatimmush shaalihaat ...
Komentar
Posting Komentar