Serunya Menggambar

Selepas shalat magrib dan makan malam, mas Alham bilang kalau dia punya home work.
"Look I have a new book, library book".
"Mau liat ... mau liat". Kata Icam
"Nanti Cam, Alham mau baca dulu ...".
"Icam sayang, biar mas Alham baca, Icam bisa liat gambarnya ya...nanti diceritain sama mas Alham". Kata saya lembut.
"Eueum ... okelah, tapi Icam nanti mau pinjem".
"Iya boleh, kalau mas Alham udah selesai ya ...".

Mas Alham-pun mulai membaca dan Hisyam mendengarkan.


Tapi belum habis buku itu dibaca, Hisyam udah minta lagi bukunya".
"Sekarang Icam, Alham udah". Sambil mau menarik bukunya.
"Nanti Cam, belum selesai". Kata mas Alham.
Abinya yang ada di sebelahnya-pun ikut menegur. Hisyam memeluk saya dengan wajah cemberut.
"Oiya, umi punya pensil baru dan colouring baru lho ... mau gak Icam?"
"Mau ... mau, dimana?"
"Tuh diplastik itu, cari deh".
" Ini mi ... waaah ...". Katanya sumringah.
"Nah, sekarang tolong cari gunting untuk buka cover nya ...".
Hisyam-pun berlari ke arah lemari tempat kami biasa menyimpan gunting.
" siapa yang mau bukainnya, Icam atau umi?".
"Icam aja mi ...".
"Okey, good boy". Umi tinggal dulu bentar ya ...". Sayapun ke kamar. Sebenarnya sejak tadi saya menahan kantuk. Rupanya masih jetlag meski udah beberapa hari. Jam 1 ata jam 2 selalu saja bangun dan tak bisa tidur lagi. Berbeda dengan anak-anak dan suami, tubuh saya ternyata lebih lambat beradaptasi.

" Umi ... liat ini, liat ini ... ". Icam menujukan selembar kertas padaku dengan kata-kata yang belum bisa saya cerna. Masih setengah sadar, hehe. Diapun pergi lagi ke ruang tengah.

Saya paksakan membuka mata, minum kemudian menghampiri mereka. Wah kayaknya seru nih, mereka tertawa-tawa.
"Umi udah liat belum gambar Icam, liatin nih ... pinter banget Icam, wakkaka ... ini siapa aja Cam?". Abinya nanya antusias, sepertinya mengulang pertanyaan agar saya bisa mendengarkan.
" Mas Faaza, mas Alham, Umi, Icam, Abi". Katanya menyebutkan semua yang udah digambarnya.
"Ini apanya Cam?". Abinya bertanya lagi.
"Kacamatanya". Kata Icam sambil tersenyum.
Abinya tertawa. "Pinter banget Icam, mas Faaza, mas Alham sama Umi dikasih kacamata, Icam sama Abi enggak ya ...". 😅

""Wakka, Iya, pinter Icam gambar ... ayo ceritain ke Umi jadi gimana cerita gambarnya?".
" Mas Faaza punya power nya gini, ciat ... ciat ... ciat, mas Alham powernya kentut ...".
" Lho kok kentut sih Cam ...?" Kata saya sambil ketawa.
"Oh Alham tau, biar kalo ada orang jahat cium kentut Alham dia lari kebauan yaa ...". Mas Alham menebak.
" Bukan, nanti kalo ada orang jahat cium kentut mas Alham dianya langsung aa .. pingsan". Katanya sambil memperagakan ekspresi orang pingsan dgn menjulurkan lidahnya dan menelengkan kepalanya. Kami semua tertawa terpingkal-pingkal.
"Kalau Abi power nya apa Cam?". Abinya bertanya penasaran.
"Sama kayak Icam ... ciat, ciat, begini ... begini". Dia kemudian memperlihatkan beberapa jurus aksinya.
"Kalau Umi Cam ...?". Sayapun penasaran.
"Umi cuman gini aja ... itu ke situ, sini ...sini ...". Katanya sambil mengisyaratkan tangan menunjuk ke sana kemari.
"Wakkaka ... berarti umi cuma ngatur-ngatur gitu ya Cam ...".
"Iya ..." katanya.
Kami-pun tertawa bareng lagi. Ah serunya menggambar. Indahnya kalau mereka berdua akur. Alhamdulillah Ya Allah atas segala nikmat-Mu ini. Jadikanlah mereka anak-anak sholeh, qurrata 'yun untuk kami dan ummat ini. Aamiin.




#HariKe6
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional





Komentar

Postingan Populer