KOKOK AYAM
Sejujurnya Tapi beberapa bulan lalu saat tau tentang tentang hadits ini saya jadi lebih memperhatikan kapan ayam ini berkokok, kebetulan rumah tempat kami tinggal sekarang berdekatan dengan rumah orang sini asli yang sepertinya memelihara beberapa ayam.
Masya Allah setelah berkali-kali saya perhatikan, ternyata ayam tersebut berkokok pada waktu-waktu shalat dan waktu-waktu mustajab. Lepas tengah malam sekitar jam dua atau jam tiga mereka berkokok, seakan memberitau pada kita agar tak melewatkan tahajud. Setelah itu terdengar lagi kokokan ayam sebelum azan subuh dan setelahnya. Ayam itu juga berkokok saat waktu Dhuha tiba sekitar setengah 08.00 pagi. Memang tidak setiap hari saya mendengarnya, tapi Masya Allah di bulan Ramadan ini terdengar lebih sering. Jam 10 pagi terdengar, seakan-akan memberi tahu kalau waktu duha hampir berakhir. Setelah tahu tentang hadits ini saya merasa ada kemisteri tersendiri saat mendengarnya. Malam-malam sayup saya mendengarnya dan seketika mata tak bisa terpejam lagi, ada rasa gak nyaman untuk melanjutkan tidur, meski mata berat, tak urung tetap turun dari pembaringan. Begitupun saat Dhuha tiba, dan saya masih asyik dengan rutinitas pagi, seakan-akan saya diingatkan untuk mendekat dan berdoa mohon karuniaNya. Adakalanya selepas asar, saat sedang memasak saya mendengarnya dan secara spontan sebisa-bisanya saya langsung berdzikir dengan keharuan yang susah digambarkan.
Kemudian saya menyadari betapa Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk lewat lisan NabiNya, dan lewat makhluk2 lainnya agar kita senantiasa mendekat dan menyadari tujuan penciptaan kita yang sebenarnya dan agar tidak terlena oleh dunia. Saya jadi teringat surat Al muthaffifin ayat 8, di sana dikatakan bahwa untuk kenikmatan Surga itu kita hendaklah berlomba. Di surat lain Allah mengingatkan untuk "fastabiqulkhairat", berlomba-lombalah dalam kebaikan. Laa haula walaa quwwata illaa billah. Yaa Allah ... izinkanlah hamba mendekat. Aamiin.
#Alwakrah
#PenghujungRamadhan1439H
Komentar
Posting Komentar