Together Till Jannah
14 tahun berlalu. Sedih senang, tangis dan tawa mewarnai kehidupan rumahtangga kita. Kesabaranmu telah teruji saat menanti kehamilan yang tak kunjung datang, sampai 1 tahun lamanya. Kaulah yang selalu memberikan pikiran-pikiran positif di saat Allah mengujiku dengan sakit yang terus berulang. Masih kuingat kau bersandar tidur kelelahan di kursi rumah sakit karena sepulang kerja malam langsung mengantarku untuk pergi berobat. Tak pernah kulupakan repotnya dirimu karena bolak balik Qatar-Indonesia setiap 2 bulan sekali hanya untuk menemaniku operasi payudara dan melahirkan buah hati kita yang ketiga. Tanpa lelah tanpa diminta.
Yaang...ingatkah hari-hari indah kita? Saat tanganmu tak pernah lepas menggenggam selama beribadah menunaikan rukun Islam ke-5 kita, di tahun 2010. Saat itu rasanya aku menjadi istri yang paling berbahagia di dunia ini. Selama rangkaian ibadah haji, dalam keadaan hamil 13 minggu kau perlakukan aku ibarat permata yang berharga. Kau peluk, kau jaga agar perutku aman terlindungi dari desakan jamaah lain.
Sikap sederhanamu membuatku merasa selalu di bumi. Menjadi rem dari sikapku yang senang membeli sesuatu karena pengaruh pergaulan. Pernah bahkan sering aku merajuk dan protes keras padamu, mengapa kita tak seperti si ini dan si itu padahal kita bisa. Mengapa sulit sekali bagi aku dan anak-anak mendapatkan apa yang dimaui. Bukan pelit katamu, tapi semua karena cinta. Karena kau tak ingin istrimu ini mendapat hisab yang berat nanti di yaumil akhir kelak. Maa syaa Allah, tabaarokallah...sebuah jawaban yang membuatku tak bisa berkata apa-apa lagi.
Sayangku, aku tau kau tak bisa romantis. Tak pernah ada hadiah atau kejutan bahagia ketika hari ulangtahunku atau saat anniversary kita. Tapi ku tau kamu cinta. "Umi itu selalu ada dalam setiap sujud Abi...bahkan sampai sekarang, kayak udah reflek gitu...Allaahummasyfi jauzii". katamu waktu itu. Dan yang membuatku terharu, kamu pernah nol kan saldo rekeningmu untuk sedekah karena mengharap kesembuhanku. Saat itu kau begitu mengkhawatirkanku karena aku harus menjalani operasi payudara dalam keadaan hamil besar 7 bulan. Itulah yang membuatku yakin kau mencintaiku. Itulah yang selalu kuingat setiap kali ada salahpaham diantara kita yang membuat suasana rumah sementara tak hangat. Dan itu selalu berhasil.
" Hingga rambut kita memutih, hingga ajal kan datang menjemput diri ini". Masing kuingat bait syair nasyid yang kita suka, dari Thufail Al Ghifari. Tapi...bolehkah aku berharap, bahwa cinta ini tak terputus ajal, bahwa nanti kita akan bersama-sama lagi di Surga Allah kelak? Suamiku...I Love You Till Jannah.
#NHW3(part1)
#IIPASIA
#MatrikulasiBatch5
Bagiku Kau Keren
Komentar
Posting Komentar