Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

Ini adalah NHW4 di kelas IIP Matrikulasi. Saat membacanya saya langsung teringat Firman Allah SWT dan hadist Rasulullah tentang fitrah ini.

"Maka hadapkanlah wajamu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Ar Rum :30)

"Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudiatau Nasrani". (HR. Bukhari-Muslim)

Dulu sekitar tahun 2005 awal 2006 saat mulai booming Homeschooling saya pernah ikut diklat tentang HSG berbasis akidah Islam. Ide besarnya adalah ditingkat dasar diadakan seperti PAUD tapi gurunya adalah para orangtua anak-anakitu sendiri. Jadi singkatnya ibu-ibu di suatu lingkungan yang mempunyai balita dikumpulkan, kemudian mereka mendiskusikan ibu siapa mengajar apa. Ibu yang pintar matematika akan mengajar anak-anak angka-angka. Ibu yang pintar ngaji akan mengajari anak-anak membaca Iqro. Ibu yang rajin masak akan mengajar, anak-anak membuat cemilan sederhana. Dan lain sebagainya. Ibu-ibu ini juga tergabung dalan sebuah pengajian dan pengkajian yang diketuai oleh seorang fasilitator HSG. Seru deh. Targetnya secara ekonomi akan ada pengiritan anggaran anak-anak untuk sekolah Taman Kanak-kanak. Diharapkan dana untuk anak-anak sekolah TK bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain. Dari segi sosial diharapkan ada kesamaan pemikiran dan visis misi yang sama antar para ibu dalam mendidik anak-anaknya. Jangan sampai terjadi seorang anak yang didik oleh orang tuanya untuk tidak boleh menonton sinetron misalnya, malah bisa menonton sinetron di rumah tetangganya. Selain itu yang tak kalah pentig adalah mengembalikan fungsi ibu sebagai pendidik pertama dan utama untuk putra-putrinya. Bahwa ibu haruslah cerdas dan terlibat aktif dalam pendidikan anak usia dini agar bisa menghadirkan anak-anak generasi madani yang berkualitas.

Saat itu, anak pertama saya usia sekitar 2 tahunan dan saya terlibat dalan sosialisasi HSG berbasis akidah ini ke beberapa majlis Ta'lim komplek. Alhamdulillah ada beberapa yang kemudian berjalan. Dan sejak keluarga kami pindah ke Qatar yang saya dengar HSG berbasis aqidah Islam ini beberapa diantaranya telah berhasil mendirikan pesantren Tahfidz dengan penyesuaian sana sini. Alhamdulillah.

Di NHW4 Matrikulasi ini saya harus bisa menggabungkan antara jawaban dari NHW sebelum-sebelumnya. Semakin dalam perenungan semakin menyadari bahwa diri ini masih jaauuuuh dari sempurna. Semakin banyak PR tapi semakin (agak?) jelas apa yang seharusnya menjadi fokus saya dalam kehidupan ini.

🌼 Memantapkan Hati pada Pilihan Ilmu di Universitas Kehidupan

Sejauh ini apa yang saya tulis di NHW1 tidak berubah. Saya ingin lebih mempelajari ilmu parenting dan mungkin akan saya tambahkan dengan ilmu kepenulisan. Saya senang menulis dan kata teman-teman tulisan saya enak dibaca dan mudah untuk dicerna (makanan kali-) 😅
Sejak masuk IIP ini saya mulai lihat-lihat kembali tulisan saya di FB dan di blog. Dan ternyata sangking lamanya tak saya tengok,  laman blog saya gak bisa saya akses atau sunting lagi. Tapi teman-teman masih bisa melihatnya di sini. Nah karena kebutuhan mengerjakan NHW akhirnya saya membuat blog ini, masih sederhana dan tak ada aksesoris apa-apa karena saya masih gaptek dan musti belajar lagi. Perkembangan teknik nge-blog dari yang terakhir dulu telah berubah banyak, dan mamak-mamak berdaster ini masih terseok-seok mempelajarinya. 😁

🌼 Konsisten Mengisi Checklist

Apa kabar NHW2 hehe. In syaa Allah saya berusaha untuk konsisten dan membuat checklist, meski belum sepenuhnya bisa saya lakukan. Saya sudah lebih penyabar lagi kepada anak-anak dan semakin senang membersamai anak belajar dan membaca buku cerita. Saya masih belum konsisten menghafal ayat Quran setiap hari dan karena merasa kecapean saya masih jarang beres-beres rumah, tapi minggu ini sudah berhasil menyortir baju-baju yang tidak lagi terpakai untuk dimasukkan ke charity box dan berhasil membuat isi lemari kami lapang dan rapi. Horeeyyy...(tutup muka pake baskom-). 😂
Semoga kedepannya bisa lebih semangat untuk bisa konsisten. Kalau bukan kita yang mau berubah, ya siapa lagi.

🌼 Menentukan Misi Hidup, Bidang dan Peran

" Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu" ( Adz Dzaariyat :56).
Dari terjemahan ayat di atas saya meyakini bahwa misi hidup saya hakikatnya untuk beribadah kepada Allah, Sang Pemilik kehidupan. Dan dengan potensi yang Allah berikan pada saya, saya ingin bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. Saya ingin mendidik anak-anak saya dengan baik dan menjadikan mereka siap memegang tongkat estafet bagi kehidupan yang lebih baik lagi dari sekarang. Saya ingin menulis, berdakwah, dan meski sedikit bisa ikut andil dalam merubah peradaban agar sesuai dengan keinginan Sang Pencipta alam. Saya ingin bisa masuk Surga bersama orang-orang tercinta.

Saya ingin menjadi sebagai pelaku, penggerak dan fasilitator. Maksudnya saya ingin terlebih dulu mempelajari dan mempraktekkan ilmu parenting dan kepenulisan. Saya ingin mendidik anak-anak sesuai dengan fitrah penciptaannya sehingga bisa menjadi pribadi-pribadi yang sholeh, pintar dan mandiri. Kemudian saya juga ingin mengajak dan memfasilitasi keluarga dan lingkungan sekitar untuk menyadarkan mereka akan pentingnya keluarga terutama peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama dalam pembentukan generasi Islam yang berkualitas. Kedepan saya dan suami in syaa Allah akan lebih banyak lagi berinfak untuk anak-anak yatim dan dhu'afa agar mereka bisa belajar dan mengejar cita-citanya. Sebenarnya cita-cita saya dan suami bisa mendirikan pondok tahfidz untuk yatim dan dhu'afa. Dan semula saya berfikir, kami tinggal mewakafkan saja tanah dan rumah yang ada di kampung kepada sebuah pondok tahfidz yang biasa kami kirimi rutin setiap bulannya untuk membuka cabang di kampung kami. Tapi suami saya bilang sebaiknya kita mempersiapkan juga sumber dana untuk biaya keseharian pondoknya. Nah sampai sini kami masih belum mempunyai solusinya. Semoga dalam waktu dekat Allah memberikan kami jalan dan kemudahan untuk niat baik ini, aamiin.

🌼Menyusun Ilmu untuk Mencapai Misi Hidup

Banyak yang ingin dicapai, maka banyak juga bekal ilmu dan kecakapan yang harus dipersiapkan.Untuk menunjang misi hidup saya setidaknya ada beberapa ilmu yang sedang dan ingin saya pelajari.
1. Ilmu agama terutama tentang konsep mendidik anak dalam Islam
2. Ilmu parenting secara umum
3. Ilmu psikologi anak
4. Ilmu Ibu Profesional di IIP
5. Ilmu kepenulisan
6. Ilmu komunikasi masyarakat
7. Ilmu manajemen pondok

🌼Menetapkan Milestone Perjalanan untuk Pencapaian Misi Hidup

Tak ada kata terlambat untuk kebaikan, dan itu saya yakini. Meski telat tapi saya coba tetapkan tahun ini sebagai KM0 saya, di usia 38 tahun kurang 4 bulan. Yaa Allah kok jadi melow ya...kemana aja saya selama ini 😢
Sebenarnya mungkin secara tidak sadar saya sudah dan sedang mempelajari sebagian dari ilmu-ilmu tersebut, hanya saja tidak dibuat secara sistematis dan terurut. Di kelas matrikulasi ini in syaa Allah menjadi lebih terarah lagi.

KM0-KM1 (tahun 1) : Menguasai konsep mendidik anak dalam Islam, konsep parenting secara umum dan psikologi anak.
KM1-KM2 (tahun 2) : Melatih ilmu kepenulisan dan menguasai teknik komunikasi masyarakat.
KM2-KM3 (tahun 3) : Praktek Bunda Sayang dan Bunda Cekatan
KM3-KM4 (tahun 4) : Praktek Bunda Produktif dan Bunda Shalehah
KM4-KM5 (tahun 5) : Menguasai Manajemen Pondok dan Menerbitkan Buku
KM5-KM6 (tahun 6) : Menguasai dan Mempraktekan keseluruhan Ilmu untuk mencapai misi hidup

Jujur setelah mengerjakan NHW4 ini banyak yang harus saya tambahkan untuk dibuat checklist di NHW2. In syaa Allah sejalan waktu akan saya lengkapi dan berusaha saya lakukan. Entahlah, saat menulis ini perasaan saya mengharu biru. Mungkin karena saya sedang PMS kali ya... Saya berfikir yang baru saja kita tulis ini adalah rules dan guidelines yang tak bisa sembarang dibuat karena menentukan bagaimana kita kelak berkiprah, memanfaatkan waktu serta usia dari Sang Maha Pencipta. Ini bukan semata-mata mengerjakan home work tetapi juga memetakan ingin seperti apa peran kita di dunia ini, sebelum akhirnya masa hidup telah habis dan diri ini akan dimintai segala pertanggung jawaban. Sungguh rugi jika semua yang kita lakukan tak bermuara pada niatan ibadah kepada Allah, atau hanya ingin mencapai kesuksesan dunia. Jadi, semangatlah diri untuk mempelajari, berlatih dan melakukan semua yang telah ditulis. Istiqomah dan lakukan yang terbaik, mesi itu tak mudah. "Akan selalu ada kali pertama dalam hal apapun", maka inilah langkah awal itu. Bismillah, semoga Allah mudahkan. Lakukan, lakukan, lakukan.



#NHW4MATRIKULASI
#IIPASIA
#BATCH5

































Komentar

Postingan Populer