Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Bismillah, setelah tugas menuliskan surat cinta pada suami, teman-teman bisa baca di sini saya akan melanjutkan menyelesaikan tugas NHW3 ini ke poin berikutnya.

💖Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing💖

Berbicara tentang anak dan peradaban, sepertinya ada beberapa tulisan saya di FB tentang itu, diantaranya teman-teman bisa baca di sini  dan Di sini

Akhir tahun lalu, di dalam sebuah seminar tentang Mengenali Minat dan Bakat Anak, saya dimita panitia untuk menutup acara dengan muhasabah dan doa. Seakan punya kesempatan untuk mencurahkan apa yang selama ini saya rasakan...

" Nak, kamu spesial...kamu hebat, kamu istimewa.
Maafkan ibumu yang sempat membanding-bandingkan kau dengan yang lainnya. Kau bukan temanmu, kau bukan ibu dan bapak mu. Kau adalah pemenang sejak kau dalam kandungan. Kau adalah pejuang sejak kau dilahirkan.

Tak ada bedanya kau dengan Thomas Alfa Edison
Tak ada bedanya kau dengan Bruce Lee

Tak ada bedanya kau dengan Einstein
Tak ada bedanya kau dengan Sulthan Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstantinopel
Mereka sama-sama pernah menjadi bayi yang sama sepertimu.
Kau bisa menjadi seperti mereka, kau bisa mengukir sejarah mencetak peradaban.
Kau bisa menjadi apapun di masa depan anakku, kau bisa meraih mimpimu. Tak harus menjadi seperti ibu dan bapakmu.
Kau yang selalu menghibur saat ibumu sedih. Dalam marahmu ada tangis tertahan. Dalam gelisahmu ada keinginan untuk selalu diterima dan dimanja.


Lihatlah nak, kau begitu penyayang. Hatimu lembut. Kaulah yang selalu perhatian saat ibumu sakit. 
Berlarilah nak, kejar cita-citamu, reguk samudera ilmu dan raih mimpimu. Asal kau sholeh, dan takut pada Tuhanmu, jadi apapun kelak nak, restu ibu bagimu. Doa kami dalam setiap langkahmu. Bahkan dalam setiap helaan nafas ini. I love you nak, just the way you are.
Yaa Allah, hamba titipkan anak-anak hamba dalam perlindungan dan penjagaanMu. Besarkanlah hatinya, sehatkanlah badannya dan tenangkanlah pikirannya. Tutuplah mata dan telinganya dari segala keburukan dan maksiat. Mudahkanlah urusannya dan sinari hatinya dengan cahaya Mu. Karuniakanlah kepada mereka ilmu yang bermanfaat dan fahamkanlah agama ini untuk mereka. Jadikanlah mereka penerus perjuangan kami, dan masukkanlah kami semua ke dalam Surga Mu. Aamiin Allaahumma Aamiin."

Alhamdulillah saya diamanahi Allah 3 jagoan shalih ganteng. Dengan sifat dan keunikan masing-masing. Dari merekalah saya mendapatkan pelajaran sabar dan cinta tanpa pamrih. Mereka lah yang membuat rumah rapi kami hanya bertahan 10 menit, dan uminya yang dari dulupun sudah ada bakat cerewet semakin menjadi-jadi cerewetnya. Merekalah yang membuat hati kita seperti tercabik saat mereka terbaring sakit. Dan mereka jualah yang mampu menguapkan segala lelah dengan mata binar dan senyum indahnya. 

Mas Faaza si sulung kini hampir 13 tahun usianya. Adalah pribadi yang aktif dan ceria. Hobinya olahraga dan bercita-cita jadi tentara. "Kenapa?", tanyaku. "karena ingin mati syahid" katanya. Maa syaa Allah. Sedangkan yang tengah adalah si kalem umi, mas Alham masih di year 1 usianya 6 tahun. Berbeda dengan kakaknya, mas Alham termasuk anak yang tekun dan ulet dalam belajar. Cita-citanya ingin menjadi dokter. "Kenapa sayang pengen jadi dokter?" tanyaku. "Biar bisa nolong orang-orang sakit", jawabnya. Maa syaa Allah. Dan terakhir si bungsu Hisyam, usia 4 tahun dan sudah bersekolah di KG 1. "Kalau udah besar pengen jadi apa nak?" tanyaku. "Mau jadi spadelmen telus gini...ciat...ciat, kellen icam...bisa nih". 😊
Maa syaa Allah nak, jadi apapun kalian nanti yang penting kalian sholeh dan takut pada Allah, kalau bisa hafal Al Quran, umi abi pasti mendukung kalian. Karena kalian bukan hanya anak kami tapi penerus generasi ini. Semoga Allah mudahkan kalian untuk mencapainya. Aamiin.

💖Lihatlah diri anda, silahkan cari kekuatan potensi diri anda kemudian tengok kembali anak dan suami, silahkan baca kehendak Allah mengapa anda dihadirkan ditengah-tengah keluarga seperti ini dengan kekuatan potensi yang anda miliki. 💖

Apa ya potensi saya? pertanyaan ini membuat saya tercenung beberapa saat. Saya senang membahagiakan orang lain, saya senang menulis dan senang memasak atau membuat cemilan untuk keluarga. Saya senang membaca dan sangat suka mengajar anak-anak. Sejak masih kuliah saya menjadi guru privat mengaji dan mengajar anak-anak di TPA. Sayapun sempat beberapa tahun mendapat tugas dari teman-teman untuk mengisi kajian Islam di radio dan Majlis Taklim komplek. 
Awal pertama ketika kami menikah, saya pernah bertanya kepada suami kenapa memilih saya, apa yang disuka dari saya dan apa harapannya pada saya. Jawab beliau karena sepertinya saya sabar, terbiasa mendidik anak-anak, maka harapannya saat anak-anak lahir nanti bisa terdidik dengan baik oleh ibunya. Duh, rasanya berat sekali saya mendengarnya. Terlebih seiring waktu harapan itu sepertinya kian memudar seiring bertumpuknya tugas-tugas lain dalam rumah tangga. Rutinitas harian dengan 3 jagoan tanpa asisten terkadang membuat saya menyerah pada rasa malas dan capek. Astaghfirullah 😢
Tapi In syaa Allah saya bertekad, kedepan akan lebih berusaha lagi untuk menjadi istri dan ibu yang membanggakan keluarga. Karena saya makin menyadari, keadaan ke depan akan lebih susah lagi untuk anak-anak kita. Ancaman dekadensi moral, kriminalitas dan pendangkalan aqidah menyerang mereka dari berbagai arah. Keluargalah harapan terakhir ummat, untuk bisa membentengi generasi  penerus peradaban ini.

💖Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah mengapa keluarga anda dihadirkan di sini?💖

Sejauh ini menurut saya inilah pertanyaan tersulit. Saya rasa saya tak pernah memikirkan ini sebelumnya, kenapa kami merantau ke sini dan apa maksud Allah atas semua ini. Sudah sejak Desember 2007 suami memutuskan untuk pindah kerja ke negeri gurun ini, dan 6 bulan berikutnya saya menyusul dan tinggal membersamai suami di sini. Ketika ada teman atau keluarga yang iseng bertanya "Gimana betah di Qatar?" biasanya saya jawab dengan setengah becanda "betah dan butuh", hehe. Tapi saat mendapatkan pertanyaan ini saya jadi berfikir ulang, benarkan seperti itu dan apa maksud Allah menakdirkan kami di sini. 
Saya jadi teringat perkataan mamah bahwa ada beberapa hikmah setelah saya merantau ke negeri ini. Adik perempuan saya bisa membuka warung di rumah yang kami tinggalkan. Adik laki-laki saya bisa bersekolah, bekerja dan akhirnya bisa mandiri mempunyai rumah sendiri. Bisa menghajikan kedua orangtua dan Alhamdulillah telah selesai membangun rumah masa tua kami di kampung halaman. Rumah yang cukup besar untuk menampung seluruh keluarga besar kami. Rumah yang katanya mengangkat harkat derajat orang tua kami. Dan kamipun membangun ulang rumah ibu mertua serta  rutin memberikan nafkah kepada beliau setiap bulannya. Ada juga beberapa anak tahfidz Quran yang kami tanggung biaya makan dan sekolahnya. Sebatas materikah? In syaa Allah tidak, sejak awal kami datang kesini konsisten dengan 4 niatan utama.  Ingin terbebas dari riba, ingin dimudahkan untuk pergi haji, ingin membahagiakan orang tua, dan ingin lebih bermanfaat untuk sesama.

Terus bagaimana hubungannya dengan potensi saya? Nah, di perantauan ini saya tetap mengajar anak-anak TPA dalam komunitas Indonesia. Dua kali seminggu setiap kamis sore dan jumat pagi. Tapi setelah sekitar 5 tahun berjalan, sejak anak ketiga lahir dan saya sakit-sakitan, saya berhenti mengajar. Pernah berjalan kembali beberapa minggu tapi setelah itu selama itu juga saya sakit. Akhirnya suami bilang, mungkin sudah saatnya sekarang saya harus lebih berkonsentrasi lagi untuk mengurus dan mendidik anak-anak saya sendiri. Sejak itulah saya berhenti. Tapi meski begitu, kami berdua, saya dan suami, mempunyai cita-cita bahwa suatu saat nanti jika tiba masanya, kami ingin membuat pesantren Tahfidz Quran. Kami ingin hari-hari terakhir kami ikut andil dalam mendidik generasi. Kami ingin mempersiapkan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga ke kubur kami nanti. In syaa Allah. Semoga Allah memudahkan segala urusan dan niat baik kami. Aamiin.


#NHW3(Part2)
#MatrikulasiBatch5
#IIPASEAN


































































































































































































Komentar

Postingan Populer